Rakyatmerdeka.co – News Partai Gerindra telah mendeklarasikan Sandiaga Uno sebagai cagub DKI Jakarta 2017. Tetapi keputusan itu bisa berubah seandainya PDIP mengusung Tri Rismaharini sebagai penantang calon petahana Basuki T Purnama (Ahok).
” Kita selama ini komunikasi terus dengan seluruh partai, kami komunikasi juga dengan PDIP, PKS, Demokrat. Memang belakangan ini kita saling bangun kolaborasi serta menanti. Soal (keputusan) PDIP memang jadi perhatian kita semuanya lantaran dia sebagai partai yang dapat mengusung sendiri, ” tutur Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria waktu dihubungi Jumat (16/9/2016) malam.
” Minggu-minggu ini ada kabar gembira, ada peluang PDIP tak bersama Ahok serta mengusung sendiri. Nama terkuat kan Risma. Namun kan misterinya Bu Mega kan sulit ditebak, ” paparnya.
Dengan 15 kursi di DPRD DKI sesungguhnya Gerindra telah dapat mengusung jagoannya bersama PKS yang memiliki 11 kursi. Syarat parpol untuk mengusung calon di Pilgub DKI mesti memiliki minimal 22 kursi di DPRD.
Baca Juga : ” Ahok “ kalau Gue Terlalu kuat Nanti Gak Ada Yang Berani Maju Pilkada ”
Tetapi, kata Riza, Gerindra berupaya lihat peluang terbesar pasangan mana yang dapat mengambil hati warga Ibu Kota. Riza tidak menolak, Risma memanglah nama paling depan yang dia anggap dapat menaklukkan Ahok.
Bila memang PDIP mengusung Risma, Gerindra tak menutup peluang jadikan Sandiaga hanya sebagai calon wakil gubernur mengikuti Risma.
” Bila Risma jadi cagub serta Sandiaga cawagub itu dapat didudukkan bersama-sama. Tetapi kita harus juga komunikasi dengan Pak Sandi serta Pak Prabowo. Lalu bila PDIP ingin mengusung Risma serta minta wakil dari Gerindra itu perlu kita ulas bersama, ” tuturnya.
” Kita meyakini serta optimis Ahok kalah di Pilkada yang akan datang, ” ujarnya.
Sesungguhnya, ada partai politik lain yang sudah ajukan beberapa nama untuk jadi pendamping Sandiaga seperti PKS dengan Mardani Ali Sera, PPP yang mempersiapkan Yusuf Mansur atau PKB yang menyodorkan nama Sekda DKI Saefullah.
Tetapi dalam beberapa kali hasil survey dari beragam instansi, beberapa nama itu di rasa belum begitu kuat untuk menyaingi Ahok.
Inikah tandanya Gerindra ” mengalah ” untuk menang melawan Ahok?
